Masih ingat akhir dari Episode 1 Oh My Venus?
Lalu, terdengar suara
seorang pria yang berkata, "Wanita ini selalu meminta saya untuk
menyelamatkan dia setiap kali bertemu." Joo Eun menengadah dan melihat
wajah seorang Kim Yeong Ho yang lanjut berkata, "...tanpa berterima kasih."
Melihat bahwa orang yang
menepuk pundaknya adalah Yeong Ho, Joo Eun pun bernafas lega. Pria itu bertanya
apakah Joo Eun rasanya ingin menjambak rambutnya untuk melampiaskan sakit hati
karena melihat pacarnya berselingkuh. Jika Joo Eun tidak ingin melakukan
apapun, Yeong Ho mengajaknya pergi dari tempat itu dan ditolak oleh Joo Eun.
Rupanya Yeong Ho menyusul Joo Eun karena kasa yang menutupi bekas jarum infus
tertinggal di mobilnya.
Yeong Ho berkata bahwa
meskipun dia terlihat seperti seorang preman kota yang acuh tak acuh, namun dia
lebih baik daripada penampilannya. Joo Eun menyuruh Yeong Ho untuk pergi
meninggalkan dirinya. Yeong Ho tetap berkeras dan berkata, “Coba bayangkan jika
Anda adalah diriku. Di tengah malam begini, di jalanan, dan sedang hujan. Meninggalkan
seorang wanita sepertimu, saya tak akan bisa tidur.”
Joo Eun gemas dan
mengambil payung dari tangan Yeong Ho, lalu mengacungkannya ke arah pria itu.
Joo Eun berkata dengan galak bahwa dia bisa melindungi dirinya sendiri. Setelah
mengucapkan selamat tinggal, Joo Eun pun beranjak pergi.
Joo Eun bersikap galak menunjukkan bahwa dia bisa melindungi dirinya sendiri. |
Yeong Ho tidak mau
kalah, setelah naik ke dalam mobilnya dia melaju dengan kecepatan tinggi
sehingga Joo Eun yang sedang berjalan terciprat genangan air. Sial!
Sial! Joo Eun kesal terkena cipratan mobil Yeong Ho. |
Yeong Ho sampai di Hotel
Illuso. Namun dia tak segera turun dari mobil sehingga ditanya oleh petugas
hotel apakah mungkin dia tidak sengaja datang kemari dan Yeong menjawab
kemungkinan demikian. Diapun melajukan mobilnya berkeliling Seoul dengan
kegundahan yang menyelimuti wajahnya. Dia tiba di tepi Sungai Han (tempat
klasik khas drama Korea yah) dan tercenung mengingat masa kecilnya.
Yeong Ho pun tercenung di tepi Sungai Han. |
Adegan berpindah ke masa
lalu. Saat itu Yeong Ho yang berada di atas kursi roda dengan kaki terbungkus
perban harus berpamitan kepada neneknya. Dia dikirim seorang diri ke Amerika
Serikat. Sebelum keberangkatannya, nenek Yeong Ho menawarkan apakah dia ingin
menemui ibunya. Yeong Ho menggelengkan kepala sambil berkata setelah operasi
dan semuanya selesai.
Yeong Ho kecil saat dikirim ke Amerika dan harus berpisah dari orang tua serta neneknya. |
Kembali ke masa kini.
Yeong Ho berada di lobi hotel untuk menanyakan reservasi kamarnya yang dibuat
atas nama Jang Joon Seong.
Keesokan paginya Yeong
Ho dibangunkan oleh seseorang yang membuka tirai jendela hotelnya. Rupanya
Sekretaris Min telah menemukan Yeong Ho meskipun dia menggunakan nama lain saat
melakukan reservasi. Tentu saja, negara Korea Selatan tidak terlalu besar
terutama bagi orang yang berkuasa, demikian yang dikatakan Sekretaris Min.
Terdengar nada dering
ponsel yang ternyata berasal dari sebuah tas wanita. Rupanya ponsel, tas dan
koper Kang Joo Eun dari bandara dibawa ke kamar hotel Yeong Ho. Melihat nama
penelepon yang dia kira seorang pria, Yeong Ho mengabaikan panggilan telepon
tersebut. Rupanya Hyeon Woo yang mencoba menghubungi Joo Eun melalui ponsel.
Fokus berpindah ke rumah
Hyeon Woo. Sahabat Joo Eun ini memberitahukan anaknya bahwa dia tidak bisa
menghubungi Bibi Joo Eun. Sang anak, Go Min Joon berkata bahwa dia tidak
menyuruh ibunya untuk menghubungi Bibi Joo Eun. Hyeon Woo heran melihat anaknya
yang makan sedikit demi sedikit tidak seperti biasanya. Menurut neneknya, Min
Joon melakukan hal tersebut karena pacarnya yang bernama Yoo Na kemungkinan
besar telah menggoda anak itu dengan mengatakan gendut. Jelas saja Hyeon Woo
tidak terima. Untung saja nenek menenangkan ibunya Min Joon.
Joo Eun datang terlambat
ke rapat di firma hukum. Tubuhnya masih kurang sehat. Meski berusaha menyelinap
masuk ke ruang rapat secara diam-diam, rasanya dengan tubuhnya yang besar tidak
mungkin direktur utama tidak melihatnya.
Joo Eun berusaha menyelinap masuk ke ruang rapat. |
Rupanya agenda rapat hari itu adalah
untuk memperkenalkan Wakil Direktur Utama Pengacara yang baru direkrut dari
firma hukum Amerika yang terkenal di dunia. Wakil Dirut yang tak lain dan tak
bukan itu adalah wanita yang ternyata bertemu dengan Joo Eun di kamar mandi
hotel. Oh Soo Jin, demikian namanya.
Wakil Direktur Utama baru di firma hukum Joo Eun adalah Oh Soo Jin. |
Oh Soo Jin ternyata
merupakan teman kuliah Joo Eun di sekolah hukum. Dulu dia adalah seorang gadis
yang bertubuh gendut, namun juga seorang mahasiswi cerdas yang menempati posisi
teratas di kelas. Meskipun banyak pria yang menjauhi dan meledek dirinya,
kehidupan masa kuliah Soo Jin dapat dibilang cukup baik karena dia memiliki Joo
Eun sebagai teman. Joo Eun yang selalu siap sedia untuk membela dan menghibur Soo
Jin.
Soo Jin mengidolakan
seorang pria yang bernama Lee Ji Hoon. Dia bahkan telah menuliskan begitu
banyak surat penggemar sehingga sering kali tidak tidur nyenyak karena hal itu.
Kang Joo Eun berjanji kepada Soo Jin bahwa dia akan membuat Soo Jin bertemu
dengan Lee Ji Hoon untuk menyatakan perasaannya.
Oh Soo Jin saat masa kuliah. Tersingkirkan karena penampilan fisiknya. |
Di ruang kantor Joo Eun,
Soo Jin duduk untuk mengobrol dengannya. Joo Eun menatapnya dari atas ke bawah.
Mungkin takjub dengan perubahan fisik Soo Jin yang jauh berbeda dari saat mereka
kuliah. Sama seperti yang terjadi pada Joo Eun, walaupun kebalikannya. Soo Jin
berkata bahwa Joo Eun memiliki alasan untuk merasa cemburu. Joo Eun meminta
maaf karena telah memandang Soo Jin dengan mata melotot. Namun kata Soo Jin dia
juga tidak bisa memercayai hal itu...
Cho Hyeon Jung,
sekretaris Joo Eun masuk ke dalam ruangan membawakan teh. Wanita itu mencoba
bersikap ramah namun sikap dan nada bicara Soo Jin secara tidak langsung
mengingatkan bahwa dia tidak mengakrabkan diri dengan Hyeon Jung. Soo Jin
bahkan mengatakan agar lain kali Hyeon Jung menyediakan teh organik khusus untuknya.
Tidak berapa lama kemudian Soo Jin mengakhiri acara ramah tamah tersebut.
Sekretaris Min menyuruh
Yeong Ho untuk berganti pakaian agar lebih formal. Awalnya Yeong Ho menolak,
tapi pada akhirnya dia menyetujuinya setelah mendengar bahwa Ibu Komisaris,
yaitu neneknya, telah menunggu dirinya. Bahkan untuk dirinya juga disediakan
sepatu formal dan bahkan buket bunga untuk dibawa oleh Yeong Ho.
Yeong Ho akhirnya setuju untuk berganti pakaian sesuai permintaan Sekretaris Min. |
Sesampai di restoran,
Yeong Ho melihat sepasang sepatu hak tinggi yang berada di depan ruang makan
tertutup. Tentunya tidak mungkin itu sepatu neneknya yang menderita gangguan
sendi. Yeong Ho lalu masuk ke dalam ruangan tersebut.
Tidak mungkin nenek Kim Yeong Ho mengenakan sepatu hak tinggi bukan? |
Joo Eun izin pulang
kerja lebih awal karena merasa tidak enak badan. Sayang sekali dia bertemu Soo
Jin di dalam lift. Soo Jin bertanya apakah dirinya adalah penyebab Joo Eun merasa
tidak enak badan. Joo Eun menatapnya dan Soo Jin tertawa sambil berkata bahwa
dia bercanda. Soo Jin mengatakan bahwa apapun itu membuat Joo Eun sadar diri
untuk pulang kerja lebih awal dan lalu menutup pembicaraan dengan berkata, “Kamu
karyawan yang baik, dari sudut pandang atasan”.
Soo Jin bertanya apakah dia penyebab Joo Eun izin pulang lebih awal. |
Yeong Ho ternyata
dipertemukan dengan seorang wanita muda yang identitasnya belum diperkenalkan
kepada penonton. Prospek pernikahan? Tampaknya demikian. Terlihat bahwa wanita
muda tersebut juga berasal dari keluarga chaebol seperti layaknya Yeong Ho.
Saat mereka berbincang-bincang Yeong Ho menerima sebuah pesan berisi gambar
kiriman dari Anna Sue.
Wanita muda yang harus ditemui oleh Yeong Ho. Siapakah dia? |
Setelah wanita muda
tersebut berpamitan, Sekretaris Min menunjuk ke arah mobil yang akan
mengantarkan Yeong Ho. Tiba-tiba sebuah mobil melaju ke arah Yeong Ho dan
berhenti tepat di depannya. Yeong Ho segera naik ke dalam mobil tersebut
sementara Sekretaris Min dan beberapa orang lainnya berusaha mengejar. “Oke, misi
sukses!” itulah yang dikatakan Ji Woong sementara Joon Seong terus mengemudi ke
tujuan mereka selanjutnya.
Misi sukses! Ji Woong berseru dengan semangat. |
Yeong Ho, Joon Seong dan
Ji Woong berbelanja. Kedua pria yang terakhir disebut sibuk menjadi model
peraga sementara Yeong Ho yang membuat persetujuan. Tiga belas panggilan
telepon tidak terjawab tercatat di ponsel milik Joo Eun yang rupanya terus
dibawa oleh Yeong Ho. Tiba-tiba sebuah pesan masuk meminta agar orang yang
memegang ponsel Joo Eun untuk menghubungi pemiliknya.
Tiga belas panggilan tidak terjawab di ponsel milik Joo Eun. |
Joo Eun akhirnya
berhasil menghubungi orang yang memegang ponselnya. Dia bertanya di mana orang
tersebut menemukan ponselnya. Tentu Yeong Ho langsung menjawab, “Dari dalam tas
Anda.” Ekspresi wajah Joo Eun seketika berubah. Dia terlihat kesal mengetahui
bahwa Kim Yeong Ho yang memegang ponsel dan barang-barangnya yang lain. Yeong
Ho bilang bahwa bukan dia yang menyebabkan barang-barang Joo Eun berada
bersamanya.
Yeong Ho menawarkan
untuk mengganti sabuk penahan perut yang dia robek saat di pesawat. Joo Eun
terdengar semakin kesal. “Sudah kubilang itu adalah korset. Korset. Korset. K-o-r-s-e-t!
Bagaimana bisa dia tidak ingat satu hal kecil dengan kepala dokternya?” ujar
Joo Eun seolah menyuarakan pikirannya dengan suara keras agar terdengar
Yeong Ho.
Seolah menyuarakan pikirannya, Joo Eun mengeluarkan uneg-unegnya. |
Yeong Ho mengatakan akan
mengakhiri pembicaraan. Joo Eun buru-buru meminta agar mereka bisa bertemu dan
dia akan menyusul ke tempat di mana Yeong Ho berada saat itu. Pria itu menyuruh
agar Joo Eun menunggunya di tempat dia akan berada dalam 1 hingga 2 jam ke
depan. Joo Eun menyetujuinya.
Rating Nasional (AGB): 8.2
Rating Reviewer: 8/10
♥ Ukepoet
0 comments:
Post a Comment