Thursday, November 19, 2015


glosarium Korea sageuk


Oke, mari menambah perbendaharaan kata kita mengenai istilah Korea. Tahu nggak sih, ternyata kata saeguk yang sering kita pakai selama ini untuk menyebut drama yang mengandung unsur sejarah ternyata keliru? Iya, benar. Istilah yang seharusnya adalah sageuk (사극). Entah sejak kapan orang terpeleset lidah mengucap saeguk. Perasaan memang lebih mudah disebut saeguk ya. Duh, lidah ini mudah benar tersangkut, haha. Tapi, mulai sekarang mari mulai pakai istilah yang tepat.

Drama Korea apa sih yang termasuk kategori sageuk?

Nggak banyak yang bisa diingat ajumma ini tentang genre drama Korea tersebut. Soalnya kebanyakan sageuk termasuk drama harian yang berpuluh-puluh episode. Jadi, suka nggak sabar mengikutinya.

Drama pertama yang diikuti sampai habis karena suka kalau nggak salah adalah Dae Jang Geum di salah satu stasiun swasta Indonesia. Kisah yang ditampilkan seputar sejarah dokter wanita pertama untuk keluarga kerajaan di dinasti Joseon. Pemerannya adalah si cantik Lee Young Ae didampingi pemeran pria tampan Ji Jin Hee. Ini dia salah satu ajusshi yang menjadi favorit Raving Ajumma. O la la!

Alasan lain kenapa drama sageuk jarang diikuti adalah karena rasanya paling sebal kalau setelah nonton lama dan sudah jatuh cinta pada alur cerita dan pemerannya, eh, tiba-tiba di tengah jalan terjadi perubahan plot yang bikin hati berkeping-keping. Drama Empress Ki yang diawali dengan begitu menarik dan berlangsung sekitar 50-an episode entah kenapa menurut pandangan ajumma memutuskan untuk kehilangan akal sehat di episode akhir-akhir.

SPOILER DRAMA Semua orang... Dan, ajumma ini garis bawahi "semua" orang mati kecuali sang Empress Ki, hiks. Bye, bye, Raja Goryeo yang gagah berani. Bye, bye, Kaisar Ta Hwan yang antik. Bye, bye, pengawal dan penasihat setia Tal Tal. Seandainya ajumma tahu kalian bakalan pergi semua, drama ini bakalan diintip dari kejauhan saja.

Tapi... yah, namanya juga sageuk adalah drama dengan unsur sejarah. Mana bisa penulis disalahkan begitu saja. Memang aslinya juga mereka mati. Kenapa jadi kesal dengan penulis ya?

Nonton drama sageuk dengan banyak unsur fiksi terkadang lebih aman, karena bisa jadi sang penulis memutuskan untuk memberi akhir bahagia. Susah juga sih kalau sukanya yang romantis-romantis dan happy ending saja. Sejarah memang sudah terbukti banyak bernoda darah.

Maafkan ya bagi para penggemar sageuk. Ini semata-mata pemikiran kecil dari seorang ajumma yang bukan merupakan siapa-siapa. Selera masing-masing orang beda dan tak bisa dipaksakan.


~ Raving Ajumma

0 comments:

Post a Comment